Ahmad Hakim

Nama :Ahmad Hakim
No reg :5215083416
Tugas: Bahasa Indonesia
Pengaruh Kapasitor terhadap Performa Tata Suara Audio Mobil

Sebagian besar peralatan elektronika seperti radio, televisi, komputer, dan lain sebagainya tidak mungkin dapat bekerja tanpa pertolongan kapasitor. “Kapasitor atau sering juga disebut kondensator adalah alat (komponen) yang dibuat sedemikian sehingga mampu menyimpan muatan listrik yang besar untuk sementara waktu.” Sebuah kapasitor, secara fisis, terdiri dari dua permukaan penghantar (konduktor) yang dipisahkan oleh sebuah lapisan tipis isolasi dengan nilai tahanan yang besar.
Sebagai tempat penyimpanan energi listrik, sebenarnya fungsi kapasitor hampir sama dengan aki. Bedanya, aki mobil harus menunggu kerja reaksi kimia untuk dapat menghasilkan listrik. Sedangkan kapasitor menyimpan energi secara elektrostatis sehingga dapat diisi, dan mengeluarkan energi dengan lebih cepat. Di sinilah keunggulan kapasitor tersebut.
Aki mobil bisa saja menyimpan energi yang sama besar dengan kapasitor – tipe kapasitor dengan teknologi EDLC (Electrochemical Double Layer Capacitors) yang sering juga disebut Ultrakapasitor memiliki kapasitansi 300 kali lebih besar dibandingkan kapasitor elektrolit dengan ukuran yang sama. Hal ini berarti kapasitas kapasitor dengan teknologi ini mencapai 300 Farad atau setara dengan 300 muatan listrik per volt – akan tetapi tahanan dalam aki jauh lebih besar daripada kapasitor. Tahanan dalam yang besar ini, membuat aki mobil tidak bisa menyuplai energi secara instan dengan cepat pada perangkat audio (amplifier).
Dengan penggunaan kapasitor yang dipasang di antara aki dan amplifier, maka aki tidak bekerja terlalu berat sehingga umur aki bisa lebih panjang. Tidak hanya itu, pada pemasangan di antara aki dan amplifier ini, kapasitor juga dapat membantu menstabilkan suplai listrik ke amplifier pada saat amplifier membutuhkan arus listrik secara instan dalam jumlah besar.
Sesuai dengan karakteristik kapasitor, dalam Rangkaian Listrik Jilid 1 disebutkan bahwa:
Tidak mungkin mengubah tegangan melintasi kapasitor dengan jumlah terbatas di dalam waktu nol, karena ini memerlukan arus tak berhingga melalui kapasitor, tetapi menghipotesiskan bahwa arus seperti itu dapat dihasilkan dan diberikan pada kapasitor, tetapi untuk sekarang ini kita akan menghindari fungsi pemaksa atau respons seperti itu. Kapasitor menolak perubahan tiba-tiba di dalam tegangan yang melintasinya dengan cara yang analog dengan sebuah pegas yang akan menolak perubahan tiba-tiba.
Oleh karena itu, kapasitor hanya mampu menstabilkan arus listrik (ampere), bukan tegangan (volt) sehingga kapasitor tidak dapat mengatasi tegangan listrik. Hal ini berarti apabila amplifier mengonsumsi energi yang besar sehingga menyebabkan tegangan listrik turun, kapasitor tidak bisa berbuat apa-apa. Meskipun kinerja amplifier akan turun drastis saat tegangan listrik turun.
Komponen elektronika yang disebut dengan kapasitor ini, sebenarnya hanya memberi sedikit pengaruh pada saat SPL (Sound Pressure Level) yaitu volume suara perangkat audio. Tetapi, pengaruhnya justru lebih besar untuk sistem SQ (Sound Quality) yaitu kualitas suara pada perangkat audio mobil. SPL hanya sedikit terpengaruh karena SPL lebih dominan dikendalikan oleh tegangan listrik. Sedangkan SQ yang lebih dominan dikendalikan oleh arus listrik mendapat pengaruh yang lebih besar dari pemanfaatan kapasitor ini. Hal ini karena kapasitor mampu mengurangi distorsi pada frekuensi rendah. Selain itu, sinyal audio menjadi lebih bersih, nuansa transien lebih baik, dan umur aki lebih panjang.
Penulis:
ahmad hakim

TUGAS JURNAL

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SUB KOMPETENSI MENGUASAI GAMBAR TEKNIK ELEKTRONIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MICROSOFT POWERPOINT 2000 DENGAN SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN ALAT PERAGA WALLCHART DI KELAS I PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMKN 39 JAKARTA.
Drs. BUDJARI M.Pd (DOSEN PEMBIMBING)
RACHMAT SUDRAJAT (PENULIS SKRIPSI)
AHMAD HAKIM ( PENULIS JURNAL)
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi apakah ada perbedaan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika antara siswa yang diajar menggunakan alat peraga Microsoft PowerPoint 2000 dengan siswa yang diajar menggunakan alat peraga wallchart di kelas I Program Keahlian Elektronika Industri SMK Negeri 39 Jakarta.
Metode yang digunakan adalah metode experiment Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika Industri SMKN 39 Jakarta. Sampel diambil dengan metode Random Sampling(62 orang) 31 siswa sebagai kelas eksperimen I yaitu proses belajar mengajar menggunakan alat peraga Microsoft PowerPoint 2000 dan 31 siswa sebagai kelas eksperimen II dimana proses belajar mengajar menggunakan alat peraga wallchart. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes ulangan harian pada pelajaran Menggambar Simbol Listrik dan Elektronika yang terdiri atas 36 soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.
Diperoleh
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Sub Kompetensi Menguasai Gambar Teknik Elektronika Kelas Eksperimen I
No
Intreval Kelas
TitikTengah xi
Batas Nyata
Frekuensi Absolut (fi)
Frekuensi Komulatif
Frek Relatif (%)
1
6,00-6,40
6,20
5,95-6,45
5
5
16,13
2
6,50-6,90
6,70
6,45-6,95
4
9
12,90
3
7,00-7,40
7,20
6,95-7,45
7
16
22,58
4
7,50-7,90
7,70
7,45-7,95
9
25
29,03
5
8,00-8,40
8,20
7,95-8,45
3
28
9,68
6
8,50-8,90
8,70
8,45-8,95
3
31
9,68
Jumlah (å)
31

100

Tabel 2: Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Sub Kompetensi Menguasai Gambar Teknik Elektronika Kelas Eksperimen II
No
Intreval Kelas
TitikTengah xi
Batas Nyata
Frekuensi Absolut (fi)
Frekuensi Komulatif
Frek Relatif (%)
1
4,75-5,15
4,95
4,70-5,20
3
3
9,68
2
5,25-5,65
5,45
5,20-5,70
2
5
6,45
3
5,75-6,15
5,95
5,70-6,20
5
10
16,13
4
6,25-6,65
6,45
6,20-6,70
6
16
19,35
5
6,75-7,15
6,95
6,70-7,20
7
23
22,58
6
7,25-7,65
7,45
7,20-7,70
8
31
25,81
Jumlah (å)
31

100
Validitas item soal dihitung dengan menggunakan rumus statistika yaitu koefisien korelasi biserial (gpbi). Koefisien reliabilitas instrumen hasil belajar KR-20 dan diperoleh hasil sebesar 0,914 berarti reliabilitas sangat tinggi dengan indeks kesukaran  antara 0,13 – 0,80 dan rata-rata indeks kesukaran  0,51. Daya pembeda terletak antara -0,13 – 0,67 dan rata-rata indeks daya pembeda soal sebesar 0,36.
Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Liliefors pada kelas eksperimen I didapat nilai  dan pada kelas eksperimen II didapat nilai . Nilai keduanya terletak di bawah harga  pada taraf signifikan . Hal ini berarti kedua kelas tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal.
Uji homogenitas hasil belajar dengan uji Fisher. Diperoleh  dengan  dan  pada taraf signifikan a = 0,05, karena  terletak diantara 0,482 dan 2,07, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang homogen. Dari uji tersebut diketahui bahwa kedua kelas memiliki varians yang sama, maka rumus uji-t yang digunakan dapat ditentukan.
Uji hipotesis dengan uji-t, diperoleh  dengan taraf signifikan a = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 60 didapat nilai , karena  dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika kelas eksperimen I lebih tinggi dari pada hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika kelas eksperimen II.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pegujian hipotesis penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.                  Terdapat perbedaan antara hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar menggunakan alat peraga Microsoft PowerPoint 2000 dengan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar menggunakan alat peraga Wallchart.
2.                  Hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga Microsoft PowerPoint 2000 lebih tinggi dari pada hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga Wallchart.

Saran
Sesuai dengan hasil yang diperoleh dari penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut:
1.      Guru hendaknya menggunakan alat peraga Microsoft PowerPoint 2000 dalam proses belajar mengajar di kelas, agar dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.      Guru seharusnya melakukan kontrol yang cukup ketat pada saat siswa melakukan kegiatan belajar.
3.      Siswa hendaknya lebih aktif bertanya kepada guru ketika ada materi yang kurang dipahaminya.
4.      Pihak sekolah hendaknya memberikan fasilitas dan keleluasaan lebih terhadap guru dan siswa agar proses belajar mengajar di kelas berjalan dengan baik.
Sesuai dengan yang telah disampaikan sebelumnya, penggunaan alat peraga Microsoft PowerPoint 2000 dapat meningkatkan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika.
Dengan demikian untuk mengetahui lebih jauh tentang efektifitas penggunaan alat peraga Microsoft PowerPoint 2000 pada sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika memerlukan penelitian lebih lanjut sehingga dapat digeneralisasikan lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA
Razaq, Abdul, ( 2004 )., Belajar Cepat Visual Basic 6.0. Surabaya: Indah.
Daryanto, ( 2003 )., Belajar Komputer Visual Basic, Bandung : Yrama Widya.
Sutadi, Dwi, ( 2003 )., I/O Bus & Motherboard, Yogyakarta : Andi Offset.
Prasetia Ratna, Catur, E.W, ( 2004 )., Interfacing Port Paralel dan Port Serial Komputer dangan Visual Basic 6.0, Yogyakarta: Andi Offset.
Hartono, Jogiyanto, ( 1999 )., Pengenalan Komputer. Yotakarta : Andi Offset.
Suhata, ( 2005 )., VB Sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik, Jakarta : Elek Media Komputindo.
(Jurnal penelitian ini disunting oleh AHMAD HAKIM , Pendidikan Teknik Elektronika, Noreg :5215083416).

TELAH DISETUJUI
DISUNTING OLEH AHMAD HAKIM, M SODRI, RICHY MARYADI SESUAI DENGAN PEMIKIRAN MASING -MASING